EFEK SENGATAN LISTRIK


Tidak dapat dipungkiri listrik sangat berguna bagi kehidupan. Manusia akan mengalami kesulitan hidup yang cukup serius manakala satu hari saja listrik di seluruh dunia ini harus dimatikan. Boleh dikatakan listrik merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia, mengingat hampir semua kegiatan manusia membutuhkan listrik Sesuai dengan yang kita kenal listrik dibagi menjadi dua yaitu listrik arus AC dan DC. Namun, tidak banyak yang mengetahui pengertian dan perbedaannya.



Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama. DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus.



AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh Kedua jenis arus listrik tersebut.



Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal.



Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA). Akibat fatal dari sengatan listrik adalah kematian atau biasa disebut electrocution. Namun efek tidak fatal dari senggatan listrik (electric shock) juga cukup bervariasi.


Beberapa indikasi sengatan listrik

1. Efek pada jantung (Cardiac)
    Arus AC 5A dapat menyebabkan asystole. Efek lainnya adalah rusaknya pembuluh jantung (myocardial).
2. Efek pada otot tulang
   Arus listrik lebih dari 15 -20 mA memunculkan gejala kontraksi yang hebat (tetanic contraction) yang  

   menyebabkan tubuh sulit melepaskan diri darri sumber listrik mengakibatkan sindrome pelepasan 
   lengan dan tulang belakang jika sengatan listrik mengenai lengan.

3. cedera otot
    Thrombosis dan occlusion yang menghasilkan ischaemia dan necrosis Yang terjadi pada lengan

    mengakibatkan kerusakan otot dan memerlukan amputasi.
4. Cedera susunan syaraf (Neurological injuries)

   Dapat terjadi kerusakan terpusat atau sebagian dan seketika maupun jangka panjang. Jika sengatan listrik   
   melewati kedua bahu, maka kerusakaan sumsum tulang belakang dapat terjadi. Sementara sengatan listrik 
  pada bagian kepala menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan, dan pengaruh jangka panjangnya 
  seperti epilepsy, encephalopathy, dan Parkinsonism. Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal 
  ginjal, pecahnya gendang telinga (tegangan tinggi), katarak.


Prosedur Pertolongan untuk Korban Sengatan Listrik Jika ada orang yang tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda atau gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:


  •   Serangan jantung
  •   Masalah pada irama jantung (arrhythmias)
  •   Kegagalan bernafas
  •   Sakit dan kontraksi pada otot
  •   Epilepsi/ayan
  •   Kesemutan dan rasa geli
  •   Tidak sadar/pingsan
    Sementara menunggu pertolongan datang, ikuti langkah-langkah ini:
1. Lihat dulu! Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri listrik. Menyentuh korban akan 

    menjadikan  anda korban berikutnya.
2. Jika mungkin, matikan sumber listriknya dulu. Jika tidak bisa, jauhkan sumber listrik dari korban dan 

    penolong dengan menggunakan benda-benda non konduktif, misalnya kayu atau plastik (pastikan 
    benda-benda tersebut dalam keadaan kering).
3. Cek tanda-tanda sirkulasi darah pada korban (pernafasan, batuk, atau gerakan tubuh). Jika tidak ada, 

    segera mulai lakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). “ yaitu suatu teknik menyelamatkan nyawa 
    yang digunakan ketika pernafasan atau detak jantung seseorang terhenti baik dengan cara memompa 
    jantung atau dengan napas buatan.”
4. Cegah shock, Baringkan korban dan jika mungkin posisikan kepala korban sedikit lebih rendah dari 

    pinggang, dan naikkan kakinya.


PENCEGAHAN

  •   Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak
  •   Gunakan pengaman pada colokan listrik
  •   Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik
  •   Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik
  •   Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah
  •   Jangan pernah menyentuh alat listrik ketika sedang memegang keran atau pipa air
  •   Untuk menghindari sambaran petir sebaiknya tidak berada di tempat terbuka (lapangan) dan segera     mencari tempat perlindungan selama hujan turun (tetapi jangan berada dibawah pohon atau       pelindung    yang terbuat dari logam). Segera tinggalkan kolam renang, berada di dalam mobil akan   lebih aman.




0 comments:

Posting Komentar

Komentar